Untuk para adik-adikku




Dari Blitar ke Jember terrentang angka sekitar 300km. Relatif jauh dibanding jarak  untuk sampai ke kota besar lain seperti Malang dan Surabaya. Waktu tempuhnya sekitar 6-7 jam dengan kereta api atau bus AKDP.

Adanya sedikit perbedaan sosio-kultur dan bauran interaksi dengan berpuluh latar belakang demografis membuat kita terus mencari apa-apa yang berbau kampung halaman. Segala yang berkenaan dengan bapak, ibu, sanak-kadang dan atmosfir tanah pekarangan.

Kita bersyukur dipertemukan, ketika itu, dengan KEMAPATA. Meski tidak mampu memberi solusi tuntas, namun paguyuban yang namanya adalah akronim dari "KEluarga MAhasiswa PAnataran bliTAr (di Jember)" ini menawarkan sebentuk alternatif  yang sangat gayeng , demulur dan tanpa pretensi.

Buka bersama, Halal Bi Halal, mudik bareng, pembayaran SPP kolektif, KKN Model serta tentu saja Festival Jaranan dan Lomba Lintas Wisata Desa adalah padatan dari sekian bamyak aktivitas yang telah kita bukukan. Buku yang bertajuk ingatan sepanjang masa dan kita simpan di kotak paling aman di kedalaman hati.

Keniscayaan hidup dan usia mengharuskan kita segera mentas dari asyiknya dunia remaja. Buku baru telah kita terbitkan dalam kategori pematangan pikir dan titian tanggungjawab pada lintasan cinta dan kesetiaan. Satu common sense yang telah kita semua jalani.

Di sela-sela sibuk kita menapakkan energi di lini masa itu, alhamdulillah, kita masih bisa bertemu lagi. Meski tidak semua bisa menghadirinya, minimal rasa kangen itu telah sedikit terobati.

Perlu diingat pula bahwa adik-adik dari jaman now ikut bersilaturahmi, berbagi cerita, mendulang kisah dan pengalaman serta asyik ketawa-ketiwi dengan mas dan mbak yang karena tampilan tak jarang mereka sapa memakai awalan "pak" atau "bu". Ah, betapa faktor "U" sungguh tak bisa dimanipulasi.

Beraharap tak putus hanya di momen lebaran tahun ini, jalinan paseduluran antara kita ayo diuri-uri . Tuntutan kenyataan hidup dan logika perubahan memaksa kita untuk tidak berhenti di halte pertemanan. Elevasi ke arah terciptanya satu paguyuban --jalinan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan, interaktif, ayom-mengayomi--mestinya bisa mulai dirintis dan segera diwiwiti.

Yang kewut siap berbagi, adik-adik jaman now mau membuka diri. Mungkin ini salah satu jurus andal agar semua bisa tercakup, murakabi di rumah besar penuh kehangatan kita bersama bernama KEMAPATA.

By : Nugroho "Rio" Sanyoto

Posting Komentar

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget