Juni 2018




Dari Blitar ke Jember terrentang angka sekitar 300km. Relatif jauh dibanding jarak  untuk sampai ke kota besar lain seperti Malang dan Surabaya. Waktu tempuhnya sekitar 6-7 jam dengan kereta api atau bus AKDP.

Adanya sedikit perbedaan sosio-kultur dan bauran interaksi dengan berpuluh latar belakang demografis membuat kita terus mencari apa-apa yang berbau kampung halaman. Segala yang berkenaan dengan bapak, ibu, sanak-kadang dan atmosfir tanah pekarangan.

Kita bersyukur dipertemukan, ketika itu, dengan KEMAPATA. Meski tidak mampu memberi solusi tuntas, namun paguyuban yang namanya adalah akronim dari "KEluarga MAhasiswa PAnataran bliTAr (di Jember)" ini menawarkan sebentuk alternatif  yang sangat gayeng , demulur dan tanpa pretensi.

Buka bersama, Halal Bi Halal, mudik bareng, pembayaran SPP kolektif, KKN Model serta tentu saja Festival Jaranan dan Lomba Lintas Wisata Desa adalah padatan dari sekian bamyak aktivitas yang telah kita bukukan. Buku yang bertajuk ingatan sepanjang masa dan kita simpan di kotak paling aman di kedalaman hati.

Keniscayaan hidup dan usia mengharuskan kita segera mentas dari asyiknya dunia remaja. Buku baru telah kita terbitkan dalam kategori pematangan pikir dan titian tanggungjawab pada lintasan cinta dan kesetiaan. Satu common sense yang telah kita semua jalani.

Di sela-sela sibuk kita menapakkan energi di lini masa itu, alhamdulillah, kita masih bisa bertemu lagi. Meski tidak semua bisa menghadirinya, minimal rasa kangen itu telah sedikit terobati.

Perlu diingat pula bahwa adik-adik dari jaman now ikut bersilaturahmi, berbagi cerita, mendulang kisah dan pengalaman serta asyik ketawa-ketiwi dengan mas dan mbak yang karena tampilan tak jarang mereka sapa memakai awalan "pak" atau "bu". Ah, betapa faktor "U" sungguh tak bisa dimanipulasi.

Beraharap tak putus hanya di momen lebaran tahun ini, jalinan paseduluran antara kita ayo diuri-uri . Tuntutan kenyataan hidup dan logika perubahan memaksa kita untuk tidak berhenti di halte pertemanan. Elevasi ke arah terciptanya satu paguyuban --jalinan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan, interaktif, ayom-mengayomi--mestinya bisa mulai dirintis dan segera diwiwiti.

Yang kewut siap berbagi, adik-adik jaman now mau membuka diri. Mungkin ini salah satu jurus andal agar semua bisa tercakup, murakabi di rumah besar penuh kehangatan kita bersama bernama KEMAPATA.

By : Nugroho "Rio" Sanyoto



Jember- Pada tanggal 29 April lalu, Kemapata mengikuti lomba futsal antar paguyuban yang diadakan oleh paguyuban IMADA (Ikatan Mahasiswa DKI) dan diberi nama IMADA Futsal Cup 2018. Kegiatan tersebut diikuti beberapa paguyuban lain –selain Kemapata dan Imada sendiri- antara lainnya Ikapemma (Madiun), IMLABS (Labuhan Batu, Sumatra), Horas (Medan), IKMBJ (Bojonegoro), IMLJ (Lumajang), IKMJJ (Jombang), IKMM (Mojokerto), Jongma (Madura), Himasurya (Surabaya), Mameso (Trenggalek), IMKA (Karo), Kili Suci (Kediri), IMAPAS (Pasuruan), HMB (Bontang), BWI (Banyuwangi), dan Lumajang. Tempat dilaksanakannya acara berada di Jack Futsal Patrang, Jember. Tujuan dan manfaat dari kegiatan tersebut ialah untuk merekatkan silaturahmi antar paguyuban daerah, menjunjung sportifitas, dan pastinya untuk menunjukkan kehebatan setiap paguyuban dalam olahraga futsal.
Dalam kompetisi ini, pertama saat pembukaan, seluruh peserta, supporter dan panitia menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lalu dilanjutkan dengan pertandingan antar paguyuban. Kemapata melakukan kick off pertama pada pukul 13.30 melawan HMB (Bontang) dan kemapata meraih kemenangan. Dilanjut pada pukul 15.30, kick off kedua melawan IMAPAS yang juga dimenangkan oleh Kemapata. Saat perempat final, Kemapata melawan IKMM. Tensi permainan antar dua paguyuban ini sempat memanas dan bersitegang antara pemain beserta wasit. Pertandingan ini diakhiri dengan skor 2-2. Diadakan adu pinalti karena skor imbang tersebut dan kemapata menang kembali. Kemapata melawan Jongma saat semi final. Pertandingan yang disuguhkan apik dan permainannya bersih. Diakhiri dengan skor imbang dan lagi-lagi adu pinalti sebagai penentu pemenang. Kemapata kembali mendapatkan kemenangan.
Sebelum laga final, terdapat hiburan dance. Dan dimulailah kick off final, Kemapata melawan IKMJJ di lapangan full berkelas internasional Jack Futsal. Pertandingan 15x2 menit. Kedua tim paguyuban ini sama hebat dengan taktik masing-masing. Skor berakhir dengan skor kacamata (0-0). Lagi-lagi diadakan adu pinalti untuk menentukan sang juara dan Kemapata keluar sebagai juara setelah puasa kemenangan sejak Kemapata berdiri, piala Imada Cup diangkat untuk pertama kalinya. Untuk urutan juara dalam pertandingan futsal, juara 1 diraih oleh Kemapata. Juara 2 diduduki IKMJJ dan untuk Juara 3 ditenpati Horas setelah mengalahkan Jongma. Selain juara futsal, ada kategori lain yang diberi anugrah kemenangan. Supporter terbaik dimenangkan oleh Horas (Medan).
Harapan ke depannya, Kemapata dapat mempertahankan juara dan lebih baik lagi dari sebelumnya. Tidak hanya dalam Imada Cup, untuk pertandingan-pertandingan futsal lainnya, Kemapata dapat kembali meraih kemenangan setelah sekian lama berpuasa dari gelar juara. (27/05/2018)

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget