Kota Jember sebuah kota yang terkenal dengan industri tembakau selain dari perkebunan-perkebunan yang banyak ditemui di kota ini. Tembakau Jember sudah banyak dikenal, terutama di Jerman. Namun seiring promosi anti-merokok, maka industri tembakau sudah mulai mengalami masa stagnan. Hal ini menjadi pendorong untuk menciptakan sebuah ikon baru bagi kota yang selama ini dikenal dengan perkebunannya. Terlebih lagi perkembangan industri kreatif di bidang fashion mulai tumbuh di kota yang berada di sebelah timur pulau Jawa ini. Keberadaan Jember Fashion Carnaval menjadi sebuah alternatif baru bagi berputarnya roda perekonomian di kota ini.
Jember Fashion Carnaval (JFC) sendiri adalah sebuah event festival atau karnaval tahunan yang sudah diselenggarakan selama 12 tahun. Bermula dari sebuah keinginan untuk mengenalkan pekan mode yang sesuai dengan trend fashion dunia dengan mengambil tema Cowboy pada tahun 2001 dan berkeliling alun-alun kota Jember. Saat ini JFC merupakan bentuk catwalk fashion yang terpanjang di dunia, dengan panjang 3,6km dimulai dari alun-alu kota Jember sampai pada Gedung Olah Raga.
Tahun ini Jember Fashion Carnaval 12 akan diselenggarakan pada tanggal 23 - 25 Agustus 2013 dengan tema Utama ” Artechsion (Art meet Technology and Illusion) ” dengan 10 tema defile yakni Tibet, Betawi, Bamboo, Artdeco, Octopus, Canvas, Tribe, Spider dan Venice. Defile dengan 10 tema utama ini dipertunjukkan pada tanggal 25 Agustus 2013 sebagai Grand Carnival atau karnaval besar. Sebetulnya masih ada karnaval-karnaval lain dalam rangkaian acara JFC yaitu Kids Carnival pada tanggal 23 Agustus 2013 dan Artware Carnival pada tanggal 24 Agustus 2013. Sebelum karnaval-karnal tersebut, juga diselenggarakan JFC International Exhibition yakni Painting Exhibition, Photo Exhibition dan Culinary Exhibition[1].
Dalam grand carnival, disediakan tenda-tenda untuk penonton VIP di sekitar alun-alun dengan jumlah kursi yang sangat banyak. Dari sini kita bisa menyaksikan bagaimana model-model dari 10 defile itu beraksi dengan pakaian yang super heboh dan warna-warni. Setiap defilenya mengusung pesan-pesan tersendiri yang membuat penonton ikut bisa merasakan. Seperti tahun 2012, JFC tahun ini juga kedatangan artis ibukota asal Jember yaitu Anang dan Ashanty.
Acara ini tentu mengundang ratusan ribu orang untuk menyaksikan. Untuk bisa menyaksikan defile-defile dalam JFC saat beraksi, kita bisa memilih masuk ke tenda-tenda VIP yang disediakan untuk penonton. Tentu tidak gratis, ada yang 50ribu, 100ribu dan 150ribu rupiah. Atau kalau memang sekedar menyaksikan karnavalnya, bisa juga menonton di jalan raya Sultan Agung dan jalan Diponegoro, mulai keluar dari alun-alun sampai gedung olah raga. Kalau ini gratis. Meski berdesakan, namun jalannya cukup panjang. Tinggal cari tempat yang nyaman di waktu awal.
Event JFC memang menggerakkan perokonomian kota Jember secara signifikan. Hal ini bisa dilihat dari hotel-hotel yang selalu penuh saat ada event ini, tiket kendaraan menuju Jember juga selalu penuh baik bus maupun kereta api, juga kendaraan-kendaraan angkutan kota dan angkutan umum lainnya. Masyarakat yang menyaksikan akan berhubungan dengan para penjual, para tukang parkir, tukang becak, ojek dan yang tidak bisa disebutkan satu-persatu di sini. Belum lagi para peserta tentu mempersiapkan bajunya dengan melibatkan banyak industri mulai dari penjahit, desainer, tukang anyam bambu dan lainnya.
JFC mengajarkan kepada kita bagaimana sebuah industri kreatif mampu menggerakkan perekonomian sebuah kota. Saat ini JFC menjadi sebuah karnaval terunik ke empat di dunia, dan mungkin di kemudian hari akan diikuti oleh kota-kota yang lain. Itu sebabnya pelenggara JFC harus terus berkreasi untuk memberikan yang lebih baik. Selamat datang di JFC tahun depan di Jember.
Oleh: Ki Suki
Foto-foto adalah koleksi pribadi
Foto-foto adalah koleksi pribadi
Sumber: [1] http://www.jemberfashioncarnaval.com/main.php
Posting Komentar